Tuesday, February 17, 2009

dan aku melewatkan hari itu..


aku mencoba bernafas perlahan.. teratur..
satu.. dua.. hirup.. hembuskan..
mencoba menenangkan diri lebih tepatnya..

nafasku baik-baik saja.. sayangnya degup jantungku menjadi pengkhianat dalam konspirasi ini..
ah ya sudahlah, toh memang segala macam konspirasi yang coba kurancang memang selalu digagalkannya.. tidak ada yang dengar pula si jantung ini berdentum begitu kencang..
ehem.. rasanya sih tidak.. harusnya sih tidak.. tidak ada yang cukup dekat.. dan tidak mungkin se keras itu kan bunyinya? ah pengkhianat memang....

tenang.. tenang.. masih lama.. masih banyak waktu sampai saat itu.. masih ada yang harus dilakukan.. ya, masih ada beberapa 'acara' yang harus 'dihadiri' sebelum nanti aku benar-benar harus merasa gugup.. belum.. belum saatnya..

aku berhenti sejenak, menatap halte tempat biasa kumenunggu kendaraan harianku menuju kampus.. hari ini aku akan sangat bergantung pada kendaraan ini agaknya.. sangat teramat bergantung.. aku menarik nafas dalam.. lebih dalam dari usaha bodoh menenangkan diri dengan pengkhianatan dari hipotalamus, adrenal, dan efek mereka pada jantungku yang lemah ini.. aku segera mengeluarkan ponselku, mengaktifkan kameranya, dan mengabadikan kesunyian halte kendaraan sejuta umat ini.. kesunyian yang sewajarnya karena saat ini belumlah jam 6 pagi.. tapi juga kesunyian yang janggal karena membuat otak dan hatiku dengan kelu bertanya.. apa ini keputusan yang tepat?

lanjut aku menyusuri perjalanan menuju tempatku menuntut ilmu.. dengan pikiran yang melanglang berpetualang jauh menuju saat nanti aku akan bergegas menguatkan diri, melukis senyum terbaikku untukmu, dan bersiap untuk tercampakkan sekali lagi.. jikalau bukan si tuan botak yang mengawas, aku pasti benar-benar akan merelakan kepergian otakku di hari ini.. yah, berhubung si tuan ini sangat senang tiba-tiba menguji memberi pertanyaan, aku harus sedikit menyisakan kesadaranku..

segera setelah kegiatan menyenangkan di ruang besar itu selesai aku menyeruak keluar, menghubungi sahabatku secepatnya.. ia yang tau rencana besar (yang mungkin bodoh) ku hari itu.. ia yang tau betapa besar 'nyawa' yang kukumpulkan untuk melakukan ini untukmu.. ia yang nanti harus menghiburku setengah mati jika aku harus jatuh terpuruk lagi.. dan ia yang akan meyakinkanku jikalau yang aku lakukan sekarang ini tidak sepenuhnya sia-sia, bahkan jika kau nanti akan melemparku hingga ke dasar palung.. aku berbalik, berhenti sejenak, kembali mengabadikan gambar.. kali ini kampusku tercinta.. yang mungkin jadi tempat terakhirku menjejakkan kaki dengan hati yang utuh.. setelah ini, entah kapan ia bisa sembuh.. dan aku kembali bergegas..

hatiku berdebar tidak karuan meski nafasku teratur.. persetan dengan konspirasi.. si pengkhianat sudah mendominasi.. masih lama, masih sekian jam lagi hingga aku sampai di kotamu.. dan setelah itu juga masih sekian jam lagi hingga aku bisa melihatmu.. kembali kuabadikan pemandangan.. segala yang kulalui.. yang kulewati sampai nanti aku melihatmu.. tahap demi tahap menuju kehancuran karena kebodohan yang dituruti..

berjuta kali aku berpikir..
apa yang akan kulakukan? apa yang telah kulakukan? apa yang sedang kulakukan?

aku akan mempersiapkan hadiah untukmu, dan sejuta niat dan usaha yang akan kutempuh untuk memastikan ia tersampaikan.. meski tak pasti diterima..

aku telah melakukan kebodohan ekstrem.. kebodohan yang efek penyesalannya terasa seperti berjuta-juta sambaran petir.. tapi entah kenapa bersifat candu.. sehingga sebetapapun ia adalah sesuatu yang patut disesalkan, aku tetap tersenyum bahagia (bercampur malu) mengenangnya..

aku sedang mengingat candu.. adiksi berat akan naik turun emosi yang merancukan otak akan definisi berani, nekat, dan bodoh.. aku sedang bergerak bergegas menuju kotamu, untuk melihatmu dari jauh bila memang hanya itu yang bisa kulakukan.. atau mungkin mengambil risiko untuk tertampar terhina dengan benar-benar menemuimu memberi hadiah..

aku pernah melakukan hal bodoh dan gila, pernah merasa sakit bukan main, pernah menangis berlinang.. karenamu..
tapi aku juga pernah mendapat kekuatan besar untuk berlari, merasakan ringannya hati dan pikiran, juga tersenyum lebar tanpa beban.. karenamu..

sebodoh apapun, sesakit apapun nantinya.. aku akan maju.. akan kulakukan.. untukmu..

**

ini yang seharusnya kulakukan, atau tidak?
ini yang setidaknya kupikir akan kulakukan.. dan ternyata tidak..
dan aku melewatkan hari itu..
hari di mana kau menjadi indah..
ada sedikit penyesalan.. aku tidak berani menanggung risiko sebesar itu.. aku melewatkan kecemerlanganmu.. tapi aku tidak mau kembali diperbudak rapuhnya otak.. dan aku juga tidak berani membayangkan apalagi menanggung rasa sakit yang mungkin kau picu..
jadi.. apa yang sudah berlalu biarlah berlalu..

dan aku melewatkan hari itu..

**

selamat hari lahir Jodie Darmawan
semoga kamu menemukan orang yang bisa kamu jaga dan menjaga kamu

from a groupie..
Chao :D

No comments: